Buah Kesabaran
Kesabaran akan membuahkan keberhasilan. Allah SWT selalu menjawab doa siapa saja yang bersungguh-sungguh dan bersabar. Jadilah orang yang tidak kenal putus asa, karena Allah menyukainya.
Nabi Ibrahim AS melakukan perjalanan bersama rombongan. Mereka mem- bawa dua ekor unta dan beberapa kambing. Sarah, istri Nabi Ibrahim as, menaiki salah satu unta.
Sarah adalah wanita yang sangat cantik dan salihah. la amat berbakti kepada suaminya. Meski banyak ujian dan cobaan yang harus mereka hadapi, Sarah selalu setia mendampingi Nabi Ibrahim as.
Mereka menuju ke Syam. Perjalanan ini dilakukan sebab Raja Namrud telah mengusir mereka. la tidak suka dengan dakwah yang dilakukan Nabi Ibrahim as. Nabi Ibrahim as hendak menetap dan berdakwah untuk menyebarkan ajaran tauhid di Syam.
Setelah lama melakukan perjalanan, sampailah rombongan Nabi Ibrahim as di Syam. Malangnya, belum lama Nabi Ibrahim tinggal, terjadi musim kemarau yang panjang. Hal itu menyebabkan tumbuhan tidak tumbuh. Beliau pun kesulitan mendapatkan makanan.
Karena Syam sudah tidak nyaman untuk ditinggali, Nabi Ibrahim memutuskan untuk pindah. Tempat tujuan selanjutnya adalah Mesir.
Sarah mengikuti ke mana pun Nabi Ibrahim pergi. la juga selalu menghargai apa pun keputusan suaminya. la yakin keputusan yang diambil Nabi Ibrahim adalah keputusan terbaik.
Namun, di tengah perjalanan, Nabi Ibrahim dan istrinya dihadapkan dengan ujian yang berat. Mereka sampai di sebuah daerah di ujung Mesir. Di sana, Raja yang memerintah terkenal kejam. la suka merampas harta milik orang lain dan menyiksa orang lain.
Raja mengambil semua harta dan perbekalan Nabi Ibrahim beserta rombongan. la juga menginginkan Sarah untuk dijadikan istrinya. Raja pun memanggil rombongan Nabi Ibrahim.
“Siapakah wanita cantik jelita ini?” tanya Raja kepada Nabi Ibrahim as sambil memandangi Sarah.
“Dia saudara perempuanku, Raja,” jawab Nabi Ibrahim. Beliau tidak mengatakan yang sebenarnya karena kata orang- orang, Raja akan menyiksa suami dari wanita yang ingin dinikahinya. Nabi Ibrahim tidak ingin hal itu terjadi.
Nabi Ibrahim as tidak bisa menolak perintah Raja. la hanya bisa berpesan kepada Sarah untuk senantiasa memohon perlindungan dan kekuatan kepada Allah SWT.
“Ikuti apa yang Raja inginkan. Pergilah. Teruslah berdoa kepada Allah SWT agar kau selalu dalam lindungan-Nya,” bisik Nabi Ibrahim as kepada istri yang disayanginya itu.
Sarah mematuhi perintah suaminya. la mengikuti Raja ke istana dengan takut. la pun berdoa kepada Allah SWT agar dilindungi dari kekejaman Raja. Selesai Sarah berdoa, Raja tiba-tiba menjadi lumpuh, tak bisa bergerak, dan seolah berada di ambang kematian.
Melihat Raja demikian, Sarah panik dan takut. la takut jika Raja meninggal saat bersamanya, ialah yang akan tertuduh. Akhirnya, Sarah berdoa kepada Allah SWT agar menyembuhkan Raja.
Seketika Raja sembuh. la berniat berbuat kejam kepada Sarah. Sarah kembali sangat ketakutan. la pun berdoa agar Allah melindunginya. Mendadak Raja kembali lumpuh dan sekarat. Kembali Sarah berdoa agar Allah menyelamatkan Raja.
Kejadian itu berulang hingga tiga kali. Akhirnya Raja menyadari bahwa Sarah bukan wanita biasa. Raja pun memutuskan untuk melepaskan Sarah. Bahkan Raja memberikan perbekalan dan seorang budak wanita bernama Hajar kepada Nabi Ibrahim as.
“Alhamdulillah, kita telah selamat dari kekejaman Raja,” kata Sarah kepada suaminya.
“lya, Sarah. Kita sepantasnya selalu bersyukur kepada Allah SWT,” balas Nabi Ibrahim as.
Sejauh ini, hidup Sarah dan Nabi Ibrahim as bahagia. Mereka memperlakukan Hajar amat sopan dan baik. Mereka tidak menganggapnya sebagai budak, tetapi sebagai saudara.
Hanya satu yang kurang dalam hidup Sarah, yaitu seorang anak. Hingga usianya yang tak lagi muda, Sarah dan Nabi Ibrahim as tak kunjung dikaruniai seorang anak.
Sarah yang amat menyayangi Nabi Ibrahim as tidak ingin suaminya tidak memiliki keturunan. Oleh sebab itu, dengan kerendahan hati yang teramat besar, Sarah meminta Nabi Ibrahim as untuk menikah lagi dengan Hajar.
Awalnya, Nabi Ibrahim menolak permintaan Sarah. Beliau tidak ingin menyakiti hati Sarah. Namun, Sarah terus memaksa Nabi Ibrahim as. Dengan tulus, akhirnya Nabi Ibrahim mau menikah dengan Hajar. Dari pernikahan itu, Nabi Ibrahim dikaruniai seorang putra. Di sisi lain, Sarah tak pernah berhenti berdoa agar Allah memberikannya seorang anak.
Suatu hari, seorang tamu datang ke rumah Nabi Ibrahim as. Seperti biasa, Sarah menyiapkan jamuan yang lezat untuk tamunya.
Namun, tamu itu tidak menyentuh apalagi memakan daging anak sapi gemuk yang dihidangkan. Mereka hanya menatap Nabi Ibrahim as lekat-lekat dengan raut wajah bahagia.
“Ketika mereka masuk ke tem- patnya, lalu mereka mengucapkan, ‘Salam.’ Dia (Ibrahim) berkata, ‘Kami benar-benar merasa takut kepadamu.” (Q.S. Al-Hijr [15]: 52)
“(Mereka) berkata, Janganiah engkau merasa takut, sesungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran seorang) anak laki-laki (yang akan menjadi) orang yang pandai (Ishak).” (Q.S. Al-Hijr)
Tentu saja Nabi Ibrahim as tidak percaya. Dia menganggap hal itu tidak masuk akal.
“Dia (Ibrahim) berkata, ‘Benarkah kamu memberi kabar gembira kepadaku padahal usiaku telah lanjut, lalu (dengan cara) bagaimana kamu memberi (kabar gembira) tersebut?” (Q.S. Al-Hijr [15]: 54)
Nabi Ibrahim sangat terharu mendengar kebenaran kabar tersebut. Doa yang tak pernah berhenti dipanjatkan kepada Allah SWT akhirnya terkabul.
“Dia (Ibrahim) berkata, ‘Tidak ada yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang yang sesat.” (Q.S. Al-Hijr [15]: 56)
Tak berbeda dengan Nabi Ibrahim as, Sarah pun amat terharu. Betapa bahagianya Sarah.
“Kemudian istrinya datang memekik (tercengang) lalu menepuk wajahnya sendiri seraya berkata, (Aku ini) seorang perempuan tua yang mandul.” (Q.S. Adz- Dzariyat (51]: 29)
Tak selang berapa lama, Sarah hamil. la begitu menjaga kehamilannya. Sembilan bulan pun terasa singkat. Lahirlah seorang anak laki-laki tampan yang diberi nama Ishaq. Sejak saat itu, Sarah merasa hidupnya telah lengkap. Itulah yang didapatkan Sarah, seorang wanita salihah yang tak pernah berhenti berdoa kepada Allah SWT.
Pesan Moral Kesabaran akan membuahkan keberhasilan. Allah SWT selalu menjawab doa siapa saja yang bersungguh-sungguh dan bersabar. Jadilah orang yang tidak kenal putus asa, karena Allah menyukainya.
Author: Nadia Tamari Lubis