fbpx

Terbelahnya Laut

Terbelahnya Laut Dan Sungai

 

Vania sedang menikmati aliran sungai yang membasahi kaki- kakinya. Tampak kejernihan air di antara kakinya yang ia celupkan ke dalam sungai itu. la merasakan kesejukan udara di pinggir sungai dekat rumah neneknya, yang asri dan mengagumkan.

Vania sedang menikmati aliran sungai yang membasahi kaki- kakinya. Tampak kejernihan air di antara kakinya yang ia celupkan ke dalam sungai itu. la merasakan kesejukan udara di pinggir sungai dekat rumah neneknya, yang asri dan mengagumkan.

Tak jauh dari Vania duduk, adiknya bermain air dengan menciprat- cipratkan air. la tampak sangat gembira. Ayahnya pun ikut menemani mereka menikmati indahnya alam pedesaan. Di tengah- tengah kegembiraan sang adik, Vania tampak memikirkan sesuatu. Sang ayah pun melihatnya, lalu bertanya, “Ada apa Vania, kok sepertinya ada yang dipikirkan?”

“Eh Ayah. Ini Iho Yah, Vania baru berpikir, mengapa rasa air laut itu asin, sedangkan air sungai tawar? Lalu, kalau keduanya bertemu, apakah rasanya juga bercampur?”

“Oh itu. Vania tahu proses turunnya hujan, kan? Nah, berawal dari situlah rasa air laut terjadi. Hujan yang berasal dari penguapan air laut mengalir melalui sungai-sungai. Air yang mengalir ini membawa garam-garam mineral, seperti kalium, kalsium, dan natrium. Garam mineral itu berasal dari bebatuan dan kerak bumi yang dilalui sepanjang perjalanan air menuju ke laut. Ketika air itu sampai ke laut, garam mineral itu tetap tinggal, sedangkan karbondioksida menguap menjadi awan. Garam mineral yang tertinggal inilah yang membuat air laut terasa asin”

“Allah Karim. Lalu, jika air laut dan air sungai bertemu, apakah rasanya bercampur?”

“Tidak. Seperti ada dinding pemisah di antara keduanya, sehingga rasanya tetap asli tidak tercampur. Mahabenar Allah dengan semua firman-Nya.”

Pengetahuan Peneliti menemukan bahwa pada tempat bertemunya air laut dan air sungai ada sebuah penghalang. Penghalang ini memisahkan keduanya, sehingga masing-masing memiliki temperatur, kadar garam, dan kepadatan yang berbeda.

Adapun di dalam muara, yaitu tempat air tawar dan air asin bertemu, keadaannya sedikit berbeda. Ditemukan bahwa yang membedakan antara air tawar dan air asin di muara adalah zona pycnocline yang ditandai dengan diskontinuitas kerapatan yang memisahkan dua lapisan.

Zona pemisahan ini memiliki kadar keasinan yang berbeda dari air tawar maupun dari air garam.

Meskipun ombak besar, arus yang kuat, dan laut pasang, keduanya tidak bercampur atau melampaui penghalang ini.

Salah satu contoh tempat pertemuan dua air ini adalah pertemuan antara Benua Atlantik dan Laut Mediterania

Air Laut Mediterania terasa hangat, asin, dan ringa. Sedangkan ketika air ini memasuki benua Atlantik melewati ambang Gibraltar hingga kedalaman 1000 meter, karakter airnya tetap hangat, asin, dan kepadatannya ringan juga.

Tahukah Kamu ❓ Di dalam Al-Qur’an telah dijabarkan tentang bukti ilmiah pertemuan dua air yang berbeda karakter tersebut dengan rasa yang dibawa masing-masing. “Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar dan segar dan lain sangat yang asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang tidak tembus.” (QS Al-Furqaan: 53)

 

Author: Nadia Tamari Lubis

9 komentar untuk “Terbelahnya Laut”

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Keranjang Belanja
Scroll to Top